Sabtu, 30 November 2013

Terima Kasih Sobat..


Forum Hijau Cianjur mengucapkan Terima Kasih dan Penghargaan Setinggi-tingginya bwat rekan-rekan yang tergabung dalam kepanitiaan event "Pelajar Sobat Bumi 2013" dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional, 28 Nopember 2013, di Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat.
1. Dani Suparman (SMAN1 Sukanagara)
2. Ozha Maulidar (SMAN1 Sukanagara)
3. Siti Imelda HS (SMAN1 Sukanagara)
4. Asty Lestari Octaviani (SMAN1 Sukanagara)
5. Baharudin Subagja (SMAN1 Sukanagara)
6. Dewi Lestari Ginanjar (SMAN1 Sukanagara)
7. Lisda Yuni Nurmala (SMAN1 Sukanagara)
8. Nova Novita (SMAN1 Sukanagara)
9. Dhea Apriyanti Sandra (SMAN1 Sukanagara)
10. Pena Nurdiansyah (SMAN1 Sukanagara)
11. Miftahur Rahman (SMAN1 Sukanagara)
12. Richard Agung Nugraha (SMPN1 Sukanagara)
13. Marsa Auryn Anggia .A (SMPN1 Sukanagara)
14. Fitri Handayani (MAS Sukanagara)
15. Nurlaelasari (MAS Sukanagara)
16. Jajang Abdurahhman (MAS Sukanagara)
17. Nitia Ayu (SMPN1 Sukanagara)
18. Anggi Lesmana (SMPN1 Sukanagara)
19. Sinta Rahmawati (SMPN1 Sukanagara)
20. Ayung AK (SMPN1 Sukanagara)
21. Arie Ihza .F (MTsN Sukanagara)
22. Usi Amelya .R (MTsN Sukanagara)
23. Rio Luziano .E (MTsN Sukanagara)
24. Angga Surya Permana (MTsN Sukanagara)
25. Abdul Ajij (SMAN1 Sukanagara)
26. Siti Nurjanah  (SMAN1 Sukanagara)
27. Debi Riswanto (SMAN1 Sukanagara)
28. Ilham Rizki .H (SMAN1 Sukanagara)
29. Riswandi (SMAN1 Sukanagara)

Jumat, 29 November 2013

Pelajar Sobat Bumi 2013


Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Nasional, 28 Nopember 2013, Forum Hijau Cianjur bekerjasama dengan Gabungan OSIS Se-Kecamatan Sukanagara (SMAN1 Sukanagara, MAS Sukanagara, SMPN1 Sukanagara, MTsN Sukanagara) menggelar acara Sosialisasi Penghijauan dan Gerakan Penanaman Pohon.

Sebanyak 2500 pelajar memenuhi Lapangan Tarumanagara Sukanagara, Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat, untuk mendengarkan arahan dari Instansi Terkait dan binaan dari Pertamina Foundation.
Seluruh Pelajar Sobat Bumi membubuhkan tanda tangannya, sebagai tanda dukungan untuk penyelamatan bumi..
 Bergerak berjalan bersama menuju lokasi tanam untuk menanam pohon.
 

Satu Pohon untuk Kebaikan di Masa Mendatang...
Para Kepala Sekolah saat Simbolis Penyerahan Bibit dari Pertamina Foundation..
 

 
Kreasi Seni Pelajar..
 
 
 
 
 

 
 
 
Semoga apa yang telah kita lakukan merupakan langkah kecil menuju hijaunya negeri...
Teruslah menanam pohon & salam lestari!

Minggu, 17 November 2013

PENGERTIAN KONSERVASI


Konservasi merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas kata con (together) dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana).

Konservasi juga dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam beberapa batasan, sebagai berikut :
  • Konservasi adalah menggunakan sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama (American Dictionary).
  • Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang optimal secara sosial (Randall, 1982).
  • Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan (IUCN, 1968).
  • Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
Di Asia Timur, konservasi sumberdaya alam hayati (KSDAH) dimulai saat Raja Asoka (252 SM) memerintah, dimana pada saat itu diumumkan bahwa perlu dilakukan perlindungan terhadap binatang liar, ikan dan hutan.  Sedangkan di Inggris, Raja William I (1804 M) pada saat itu telah memerintahkan para pembantunya untuk mempersiapkan sebuah buku berjudul Doomsday Book yang berisi inventarisasi dari sumberdaya alam milik kerajaan.  

Kebijakan kedua raja tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk konservasi sumberdaya alam hayati pada masa tersebut dimana Raja Asoka melakukan konservasi untuk kegiatan pengawetan, sedangkan Raja William I melakukan pengelolaan sumberdaya alam hayati atas dasar adanya data yang akurat.  Namun dari sejarah tersebut, dapat dilihat bahwa bahkan sejak jaman dahulu, konsep konservasi telah ada dan diperkenalkan kepada manusia meskipun konsep konservasi tersebut masih bersifat konservatif dan eksklusif (kerajaan). Konsep tersebut adalah konsep kuno konservasi yang merupakan cikal bakal dari konsep modern konservasi dimana konsep modern konservasi menekankan pada upaya memelihara dan memanfaatkan sumberdaya alam secara bijaksana.

Sedangkan menurut Rijksen (1981), konservasi merupakan suatu bentuk evolusi kultural dimana pada saat dulu, upaya konservasi lebih buruk daripada saat sekarang. 
Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati (KSDAH) adalah pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. 
Di Indonesia, kegiatan konservasi seharusnya dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah dan masyarakat, mencakup masayarakat umum, swasta, lembaga swadaya masayarakat, perguruan tinggi, serta pihak-pihak lainnya.  Sedangkan strategi konservasi nasional telah dirumuskan ke dalam tiga hal berikut taktik pelaksanaannya, yaitu :

1. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan (PSPK)
  • Penetapan wilayah PSPK.
  • Penetapan pola dasar pembinaan program PSPK.
  • Pengaturan cara pemanfaatan wilayah PSPK.
  • Penertiban penggunaan dan pengelolaan tanah dalam wilayah PSPK.
  • Penertiban maksimal pengusahaan di perairan dalam wilayah PSPK.
2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
  • Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
  • Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa (in-situ dan eks-situ konservasi).
3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
  • Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam.
  • Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar (dalam bentuk : pengkajian, penelitian dan pengembangan, penangkaran, perdagangan, perburuan, peragaan, pertukaran, budidaya).